Ads Top

Ada Longsor di Karanggandul, KA Kamandaka ke Semarang Dialihkan


Kereta api (KA) sepanjang 340+100 kilometer antara Stasiun Karanggandul-Karangsari, Banyumas, ambruk pada Senin dini hari (12/04). Akibatnya, banyak perjalanan kereta api yang terhenti. Manajer Humas Daop 5 Purwokerto Feni Novida Saragih menjelaskan, kerusakan terjadi pada pukul 00.58 WIB akibat hujan deras.

 

Feni mengatakan, “Tim KAI Daop 5 Purwokerto segera bekerja sama dan melakukan penertiban dan jalur layang tetap dilalui sehingga perjalanan kereta api dialihkan ke jalur 1 dari jalur layang dan kereta tetap melaju dengan kecepatan tinggi,” kata Feni dalam keterangannya. siaran pers yang diterima, Senin (4/12/2023). Feni menjelaskan, pengrusakan kembali terjadi pada pukul 04.27 WIB. Kehancuran kedua menyebabkan seluruh jalur kereta api ditutup sehingga mengganggu perjalanan. Kemudian pada pukul 04.27 WIB petugas KAI melaporkan kembali terjadi gempa sehingga dua ruas jalan bawah tanah dan atas terendam tanah dan bersifat sementara, jelasnya.

 

Demi keselamatan dan pengendalian jalur menurun dan menanjak terdampak, PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengalihkan perjalanan kereta api dari jalur pegunungan. Hingga berita ini diturunkan, kereta api yang terdampak adalah KA Bima (59) rute Surabaya Gubeng-Gambir dengan keterlambatan 19 menit, jelasnya.

 

PT KAI Daop 5 Purwokerto meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan kepada pelanggan. Sementara pantauan di Stasiun Purwokerto, banyak penumpang KA Kamandaka tujuan Semarang lewat jalur Tegal yang memilih membatalkan tiketnya. Karena keretanya berangkat dari Solo. “Tadinya saya mau ke Tegal. Jam 5 malam saya dapat pesan. Katanya, perbatasan itu jatuh di Karanggandul. Jika ingin ke Semarang, Anda bisa menempuh perjalanan dari Solo sekali jalan. Saya mau pergi kerja. “Saya tunda dulu pemberangkatannya,” kata Giyono (52), salah satu penumpang yang ditemui. Hal serupa juga dilakukan Hafid (20 tahun). Calon pemudik asal Semarang ini memilih membatalkan tiket kereta api dan memilih moda transportasi lain karena terlalu cepat. “Saya mau ke Semarang, saya batalkan tiketnya karena kereta api adalah salah satu cara bepergian, saya buru-buru karena lebih baik menggunakan alat transportasi lain,” tutupnya.


Kereta api (KA) sepanjang 340+100 kilometer antara Stasiun Karanggandul-Karangsari, Banyumas, ambruk pada Senin dini hari (12/04). Akibatnya, banyak perjalanan kereta api yang terhenti. Manajer Humas Daop 5 Purwokerto Feni Novida Saragih menjelaskan, kerusakan terjadi pada pukul 00.58 WIB akibat hujan deras.

 

Feni mengatakan, “Tim KAI Daop 5 Purwokerto segera bekerja sama dan melakukan penertiban dan jalur layang tetap dilalui sehingga perjalanan kereta api dialihkan ke jalur 1 dari jalur layang dan kereta tetap melaju dengan kecepatan tinggi,” kata Feni dalam keterangannya. siaran pers yang diterima, Senin (4/12/2023). Feni menjelaskan, pengrusakan kembali terjadi pada pukul 04.27 WIB. Kehancuran kedua menyebabkan seluruh jalur kereta api ditutup sehingga mengganggu perjalanan. Kemudian pada pukul 04.27 WIB petugas KAI melaporkan kembali terjadi gempa sehingga dua ruas jalan bawah tanah dan atas terendam tanah dan bersifat sementara, jelasnya.

 

Demi keselamatan dan pengendalian jalur menurun dan menanjak terdampak, PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengalihkan perjalanan kereta api dari jalur pegunungan. Hingga berita ini diturunkan, kereta api yang terdampak adalah KA Bima (59) rute Surabaya Gubeng-Gambir dengan keterlambatan 19 menit, jelasnya.

 

PT KAI Daop 5 Purwokerto meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan kepada pelanggan. Sementara pantauan di Stasiun Purwokerto, banyak penumpang KA Kamandaka tujuan Semarang lewat jalur Tegal yang memilih membatalkan tiketnya. Karena keretanya berangkat dari Solo. “Tadinya saya mau ke Tegal. Jam 5 malam saya dapat pesan. Katanya, perbatasan itu jatuh di Karanggandul. Jika ingin ke Semarang, Anda bisa menempuh perjalanan dari Solo sekali jalan. Saya mau pergi kerja. “Saya tunda dulu pemberangkatannya,” kata Giyono (52), salah satu penumpang yang ditemui. Hal serupa juga dilakukan Hafid (20 tahun). Calon pemudik asal Semarang ini memilih membatalkan tiket kereta api dan memilih moda transportasi lain karena terlalu cepat. “Saya mau ke Semarang, saya batalkan tiketnya karena kereta api adalah salah satu cara bepergian, saya buru-buru karena lebih baik menggunakan alat transportasi lain,” tutupnya.

No comments:

Powered by Blogger.