Ads Top

Jelang Libur Nataru, Kemenkes Sidak Warung Makan di Terminal Tirtonadi Solo


Jawa Tengah-Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) DIY, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan melakukan survei ke warung makan oral Tirtonadi Solo.

Survei tersebut dilakukan untuk memastikan keamanan pangan yang dijual konsumen menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Anjas Wulansari, anggota kelompok analisis dampak lingkungan, mengatakan pemeriksaan pangan tersebut untuk mengantisipasi kemungkinan keracunan atau penyakit akibat konsumsi pangan haram.

 

“Kami melakukan pemeriksaan kesehatan lingkungan di bagian akhir, termasuk di titik penjualan. Kami menilai bahan berbahaya dengan memastikan tersedianya fasilitas cuci tangan dan fasilitas pembuangan limbah. Anjas kepada media, Selasa (19/12/2023) “Kami juga mengambil sampel makanan dan minuman, serta alat pemeriksaan dan menyeka tangan penjamah makanan.” Makanan yang diperiksa berupa nasi, lauk pauk, dan minuman seperti teh. Usapan tangan penjamah makanan dianalisis bakteri dan bahan kimianya. Saat menyelidiki, mereka mengambil sampel dari lima toko kelontong.

 

Hasil pengujian ini akan menentukan apakah makanan tersebut mengandung boraks, metanol kuning, dan formaldehida. Nanti hasil penelitian dan analisa laboratorium akan kita uji, kita transfer dalam bentuk makalah penelitian ke dinas kesehatan. Transfer ke pelabuhan, ujarnya. Pengelola Pelayanan Terminal Tirtonadi Solo Bandiyono mengatakan tes tersebut dilakukan sebagai persiapan perayaan Natal dan Tahun Baru dan akan menunggu hasil tesnya. Apabila pangan ternyata tidak layak dikonsumsi, maka akan dilakukan tindakan tegas.

 

“Jika diketahui makanan sudah habis, pengelola kios memaksa kami mengeluarkan makanan dari kios, agar pengunjung tidak memakannya,” kata Bandiyono.


Jawa Tengah-Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) DIY, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan melakukan survei ke warung makan oral Tirtonadi Solo.

Survei tersebut dilakukan untuk memastikan keamanan pangan yang dijual konsumen menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Anjas Wulansari, anggota kelompok analisis dampak lingkungan, mengatakan pemeriksaan pangan tersebut untuk mengantisipasi kemungkinan keracunan atau penyakit akibat konsumsi pangan haram.

 

“Kami melakukan pemeriksaan kesehatan lingkungan di bagian akhir, termasuk di titik penjualan. Kami menilai bahan berbahaya dengan memastikan tersedianya fasilitas cuci tangan dan fasilitas pembuangan limbah. Anjas kepada media, Selasa (19/12/2023) “Kami juga mengambil sampel makanan dan minuman, serta alat pemeriksaan dan menyeka tangan penjamah makanan.” Makanan yang diperiksa berupa nasi, lauk pauk, dan minuman seperti teh. Usapan tangan penjamah makanan dianalisis bakteri dan bahan kimianya. Saat menyelidiki, mereka mengambil sampel dari lima toko kelontong.

 

Hasil pengujian ini akan menentukan apakah makanan tersebut mengandung boraks, metanol kuning, dan formaldehida. Nanti hasil penelitian dan analisa laboratorium akan kita uji, kita transfer dalam bentuk makalah penelitian ke dinas kesehatan. Transfer ke pelabuhan, ujarnya. Pengelola Pelayanan Terminal Tirtonadi Solo Bandiyono mengatakan tes tersebut dilakukan sebagai persiapan perayaan Natal dan Tahun Baru dan akan menunggu hasil tesnya. Apabila pangan ternyata tidak layak dikonsumsi, maka akan dilakukan tindakan tegas.

 

“Jika diketahui makanan sudah habis, pengelola kios memaksa kami mengeluarkan makanan dari kios, agar pengunjung tidak memakannya,” kata Bandiyono.

No comments:

Powered by Blogger.