Ads Top

BPBD DKI Ingatkan 21 Daerah Punya Potensi Longsor di Bulan Ini



Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyampaikan peringatan dini potensi tanah longsor di Jakarta. BPBD DKI memetakan lokasi berpotensi longsor.

"Prakiraan wilayah potensi terjadi gerakan tanah disusun berdasarkan hasil tumpang susun (overlay) antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan yang diperoleh dari BMKG," kata BPBD DKI dalam keterangannya, Senin (12/2/2024).


Menurut informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), beberapa daerah di Provinsi DKI Jakarta berada di Zona Menengah-Tinggi per Februari ini. BPBD DKI menyebutkan ada 21 daerah yang punya potensi tanah longsor.


Daerah-daerah tersebut di antaranya:


- Jakarta Barat; meliputi wilayah Kecamatan Kembangan.

- Jakarta Pusat: meliputi wilayah Kecamatan Menteng.

- Jakarta Selatan: meliputi wilayah Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, Pesanggrahan dan Tebet.

- Jakarta Timur: meliputi wilayah Kecamatan Cakung, Cipayung, Ciracas, Duren Sawit, Jatinegara, Kramatjati, Makasar, Matraman, Pasar Rebo dan Pulo Gadung.


Daerah-daerah tersebut di antaranya:


- Jakarta Barat; meliputi wilayah Kecamatan Kembangan.

- Jakarta Pusat: meliputi wilayah Kecamatan Menteng.

- Jakarta Selatan: meliputi wilayah Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, Pesanggrahan dan Tebet.

- Jakarta Timur: meliputi wilayah Kecamatan Cakung, Cipayung, Ciracas, Duren Sawit, Jatinegara, Kramatjati, Makasar, Matraman, Pasar Rebo dan Pulo Gadung.


BPBD DKI menjelaskan pada Zona Menengah, dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan. Sementara pada Zona Tinggi, gerakan tanah lama dapat aktif kembali.


"Untuk itu, kepada lurah, camat, dan masyarakat diimbau untuk tetap mengantisipasi adanya potensi gerakan tanah pada saat curah hujan di atas normal," kata dia.



Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyampaikan peringatan dini potensi tanah longsor di Jakarta. BPBD DKI memetakan lokasi berpotensi longsor.

"Prakiraan wilayah potensi terjadi gerakan tanah disusun berdasarkan hasil tumpang susun (overlay) antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan yang diperoleh dari BMKG," kata BPBD DKI dalam keterangannya, Senin (12/2/2024).


Menurut informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), beberapa daerah di Provinsi DKI Jakarta berada di Zona Menengah-Tinggi per Februari ini. BPBD DKI menyebutkan ada 21 daerah yang punya potensi tanah longsor.


Daerah-daerah tersebut di antaranya:


- Jakarta Barat; meliputi wilayah Kecamatan Kembangan.

- Jakarta Pusat: meliputi wilayah Kecamatan Menteng.

- Jakarta Selatan: meliputi wilayah Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, Pesanggrahan dan Tebet.

- Jakarta Timur: meliputi wilayah Kecamatan Cakung, Cipayung, Ciracas, Duren Sawit, Jatinegara, Kramatjati, Makasar, Matraman, Pasar Rebo dan Pulo Gadung.


Daerah-daerah tersebut di antaranya:


- Jakarta Barat; meliputi wilayah Kecamatan Kembangan.

- Jakarta Pusat: meliputi wilayah Kecamatan Menteng.

- Jakarta Selatan: meliputi wilayah Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, Pesanggrahan dan Tebet.

- Jakarta Timur: meliputi wilayah Kecamatan Cakung, Cipayung, Ciracas, Duren Sawit, Jatinegara, Kramatjati, Makasar, Matraman, Pasar Rebo dan Pulo Gadung.


BPBD DKI menjelaskan pada Zona Menengah, dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan. Sementara pada Zona Tinggi, gerakan tanah lama dapat aktif kembali.


"Untuk itu, kepada lurah, camat, dan masyarakat diimbau untuk tetap mengantisipasi adanya potensi gerakan tanah pada saat curah hujan di atas normal," kata dia.

No comments:

Powered by Blogger.