Ads Top

Klenteng Sam Poo Kong: Harga Tiket, Jam Operasional, dan Sejarahnya


Berkunjung ke Semarang belum lengkap rasanya tanpa mengunjungi Klenteng Sam Poo Kong. Berikut adalah peringatan Laksamana Tiongkok Zheng He, seorang Muslim Tionghoa yang tiba di Semarang pada masa lampau. Kelenteng Sam Poo Kong atau dikenal juga dengan sebutan Kelenteng Gedung Batu merupakan kelenteng Tionghoa tertua di Semarang, ibu kota Provinsi Jawa Tengah.

 

Dikenal sebagai kelenteng Tionghoa tertua di Semarang, Kelenteng Gedung Batu memiliki bangunan seluas 1.020 meter persegi yang mencerminkan pengaruh arsitektur Tiongkok dan Jawa dari abad ke-14. Bagi yang ingin berkunjung, berikut beberapa informasi menarik mengenai Klenteng Sam Poo Kong.

 

Lokasi Klenteng Sam Poo Kong 

Klenteng Sam Poo Kong atau Klenteng Gedung Batu terletak di Jalan Simongan No. 129, Bongsari, Semarang Barat, Jawa Tengah. Jaraknya sekitar 4,1 km yaitu 12 menit berkendara dari pusat kota Semarang, tepatnya Simpang Lima.

 

Lokasi candi yang strategis membuat wisatawan mudah mencapainya dengan kendaraan pribadi. Pilihannya ada dua, yakni dari Jalan Semarang-Surakarta atau dari Jalan Pahlawan ke Polda Jateng.

 

Untuk menuju ke sana, dari Simpang Lima ambil Jalan Semarang-Surakarta dan belok kanan ke Jalan Veteran. Ikuti jalan tersebut, lewati pertigaan menuju Jalan Kaligarang, belok kiri dan lanjutkan hingga melintasi Jembatan Kaligarang. Setelah itu belok kiri lagi, ibu akan masuk ke dalam Kelenteng Sam Poo Kong. Alternatifnya bisa lewat Jalan Pahlawan, terus di depan Polda Jawa Tengah dan terus ke Jalan Veteran lewat jalur yang sama.

 

Harga tiket Kuil Sam Poo Kong dan jam buka 

Harga tiket masuknya sangat mahal yakni Rp 5.000 untuk anak-anak dan Rp 7.000 untuk dewasa di akhir pekan. Pada akhir pekan, harga tiket naik menjadi Rp8.000 untuk anak-anak dan Rp10.000 untuk dewasa.

 

Harga sudah termasuk tiket masuk saja, sedangkan masuk di luar salat dan sholat akan dikenakan biaya tambahan sebesar Rp 28.000 untuk dewasa dan Rp 15.000 untuk anak-anak. Jam buka kuil adalah pukul 09.00 hingga 18.00 pada hari Senin hingga Jumat dan pukul 08.00 hingga 20.00 pada akhir pekan.

 

Meski kuil ini buka sepanjang hari, namun disarankan untuk berkunjung pada pukul 10.00, 14.00, dan 17.00 untuk menikmati suasana tenang. Kisah Kelenteng Sam Poo Kong 

Menurut Sejarah Islam di Jawa, asal mula Klenteng Sam Poo Kong adalah sebuah masjid kuno yang didirikan oleh penjelajah Tiongkok Zeng He atau lebih dikenal dengan nama Cheng Ho. 

 

Awalnya Sam Poo Kong merupakan lambang tujuan pertama Cheng Ho setibanya di Pulau Jawa.

 

Beberapa ahli berpendapat bahwa Cheng Ho kemungkinan besar adalah seorang Muslim Tionghoa, hal ini memperkuat ditemukannya teks yang berbunyi, “Mari kita diam sejenak sambil mendengarkan” dalam bacaan Al-Quran.” 

 

Pura ini disebut juga Pura Gedung Batu. Bahkan, penampakannya memperlihatkan Gua Batu besar yang berada di puncak bukit berbatu.

 

Menurut catatan sejarah, Cheng Ho melakukan perjalanan politik dan bisnis di sepanjang pantai Jawa. Ketika salah seorang pelaut, Wang Jinghong (Ong King Hong), jatuh sakit parah, Cheng Ho memutuskan untuk pindah lebih dekat ke pesisir pantai Semarang, tepatnya di kota Simongan pada tahun 1401 Masehi.

 

Di sini, Cheng Ho membangun sebuah masjid di tepi laut yang berubah fungsinya saat ini menjadi Kelenteng Sam Poo Kong. Dengan perjalanan yang berani dan kaya akan nilai sejarah, Klenteng Sam Poo Kong kini menjadi destinasi wisata terkenal yang memadukan warisan budaya Tiongkok dan Islam di kawasan sejarah Jawa.

 

Demikianlah informasi mengenai Klenteng Sam Poo Kong. Apakah peneliti tertarik untuk hadir?


Berkunjung ke Semarang belum lengkap rasanya tanpa mengunjungi Klenteng Sam Poo Kong. Berikut adalah peringatan Laksamana Tiongkok Zheng He, seorang Muslim Tionghoa yang tiba di Semarang pada masa lampau. Kelenteng Sam Poo Kong atau dikenal juga dengan sebutan Kelenteng Gedung Batu merupakan kelenteng Tionghoa tertua di Semarang, ibu kota Provinsi Jawa Tengah.

 

Dikenal sebagai kelenteng Tionghoa tertua di Semarang, Kelenteng Gedung Batu memiliki bangunan seluas 1.020 meter persegi yang mencerminkan pengaruh arsitektur Tiongkok dan Jawa dari abad ke-14. Bagi yang ingin berkunjung, berikut beberapa informasi menarik mengenai Klenteng Sam Poo Kong.

 

Lokasi Klenteng Sam Poo Kong 

Klenteng Sam Poo Kong atau Klenteng Gedung Batu terletak di Jalan Simongan No. 129, Bongsari, Semarang Barat, Jawa Tengah. Jaraknya sekitar 4,1 km yaitu 12 menit berkendara dari pusat kota Semarang, tepatnya Simpang Lima.

 

Lokasi candi yang strategis membuat wisatawan mudah mencapainya dengan kendaraan pribadi. Pilihannya ada dua, yakni dari Jalan Semarang-Surakarta atau dari Jalan Pahlawan ke Polda Jateng.

 

Untuk menuju ke sana, dari Simpang Lima ambil Jalan Semarang-Surakarta dan belok kanan ke Jalan Veteran. Ikuti jalan tersebut, lewati pertigaan menuju Jalan Kaligarang, belok kiri dan lanjutkan hingga melintasi Jembatan Kaligarang. Setelah itu belok kiri lagi, ibu akan masuk ke dalam Kelenteng Sam Poo Kong. Alternatifnya bisa lewat Jalan Pahlawan, terus di depan Polda Jawa Tengah dan terus ke Jalan Veteran lewat jalur yang sama.

 

Harga tiket Kuil Sam Poo Kong dan jam buka 

Harga tiket masuknya sangat mahal yakni Rp 5.000 untuk anak-anak dan Rp 7.000 untuk dewasa di akhir pekan. Pada akhir pekan, harga tiket naik menjadi Rp8.000 untuk anak-anak dan Rp10.000 untuk dewasa.

 

Harga sudah termasuk tiket masuk saja, sedangkan masuk di luar salat dan sholat akan dikenakan biaya tambahan sebesar Rp 28.000 untuk dewasa dan Rp 15.000 untuk anak-anak. Jam buka kuil adalah pukul 09.00 hingga 18.00 pada hari Senin hingga Jumat dan pukul 08.00 hingga 20.00 pada akhir pekan.

 

Meski kuil ini buka sepanjang hari, namun disarankan untuk berkunjung pada pukul 10.00, 14.00, dan 17.00 untuk menikmati suasana tenang. Kisah Kelenteng Sam Poo Kong 

Menurut Sejarah Islam di Jawa, asal mula Klenteng Sam Poo Kong adalah sebuah masjid kuno yang didirikan oleh penjelajah Tiongkok Zeng He atau lebih dikenal dengan nama Cheng Ho. 

 

Awalnya Sam Poo Kong merupakan lambang tujuan pertama Cheng Ho setibanya di Pulau Jawa.

 

Beberapa ahli berpendapat bahwa Cheng Ho kemungkinan besar adalah seorang Muslim Tionghoa, hal ini memperkuat ditemukannya teks yang berbunyi, “Mari kita diam sejenak sambil mendengarkan” dalam bacaan Al-Quran.” 

 

Pura ini disebut juga Pura Gedung Batu. Bahkan, penampakannya memperlihatkan Gua Batu besar yang berada di puncak bukit berbatu.

 

Menurut catatan sejarah, Cheng Ho melakukan perjalanan politik dan bisnis di sepanjang pantai Jawa. Ketika salah seorang pelaut, Wang Jinghong (Ong King Hong), jatuh sakit parah, Cheng Ho memutuskan untuk pindah lebih dekat ke pesisir pantai Semarang, tepatnya di kota Simongan pada tahun 1401 Masehi.

 

Di sini, Cheng Ho membangun sebuah masjid di tepi laut yang berubah fungsinya saat ini menjadi Kelenteng Sam Poo Kong. Dengan perjalanan yang berani dan kaya akan nilai sejarah, Klenteng Sam Poo Kong kini menjadi destinasi wisata terkenal yang memadukan warisan budaya Tiongkok dan Islam di kawasan sejarah Jawa.

 

Demikianlah informasi mengenai Klenteng Sam Poo Kong. Apakah peneliti tertarik untuk hadir?

No comments:

Powered by Blogger.